MAKALAH FILSAFAT ILMU DAN KEBUDAYAAN M.SYAHNAN DAN M. GAMAL

MAKALAH
ILMU DAN KEBUDAYAAN

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Kelas : NR PB UNJ 2017
Dosen Penguji  : Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd
Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd



DISUSUN OLEH : M. SYAHNAN NST DAN M. GAMAL ALFARISI


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017

KATA PENGANTAR
Teriring do’a dan restu atas kehadirat Allah swt dan kruniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih memiliki banyak kekurangan. Sesungguhnya maha besar Allah dengan segala kesempurnaanya. Maha suci Allah yang telah mengutus seorang rasul  yang guna menyempurnakan akhlakul karimah.
 Shalawat dan salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW kami kirimkan, Beliau telah menyeru kepada yang merasa umat Beliau untuk menuntut ilmu. Beliau juga merupakan revolusioner sejati, dimana beliau merubah peradaban yang penuh dengan kejahiliaan menuju peradabaan yang mahiriah,diantaranya menuntut ilmu.
Makalah yang kami sajikan bukanlah makalah yang penuh dengan kesempurnaan,karena yang membuat makalah ini juga masih jauh dari kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang yang membaca dan membutuhkannya
’Tiada gading yang tak retak”, begitulah kata pepatah yang mengungkapkan bahwa di dalam makalah inipun mungkin ada hal-hal yang perlu direvisi atau diperbaiki. Sekiranya terdapat kekurangan, diharapkan para pembaca untuk memberikan saran yang bersifat membangun untuk kelangsungan penyempurnaan makalah selanjutnya.
                                                                                    Jakarta, Mei 2017
                                                                                                                                                                                                                                                           Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebenaran, dimana di dalamnya terkandung ilmu: matematika, logika, retorika, etika, politik, ekonomi dan estetika. Dengan kata lain  filsafat itu menyelidiki sebab dan azas tentang segala sesuatu.
Berdasarkan atas pendapat diatas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia dan  merupakan wadah dari segala sumber ilmu, yang mana didalamnya membahas atau mempelajari sebab dan akibat dari segala sesuatunya yang di kupas secara mendalam dan merupakan  upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan manusia di dunia.
Manusia merupakan Objek dari filsafat. Masyarakat yang merupakan Kumpulan sekian banyak manusia atau individu besar ataupun kecil yang diikat oleh adat istiadat, suku bahkan ras yang hidup secara berdampingan. Sudah menjadi hal yang tak bisa disangkal lagi bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu membutuhkan bantuan dari orang lain baik itu berupa bantuan materi maupun bantuan yang berupa jasa.
Manusia berkelompok mulai dari yang terkecil sampai ke yang terbesar mulai dari satu kelompok, suku,pulau, bangsa, negara bahkan mendunia. Sebenanya dalam satu kelompok,  masyarakat  itu memiliki banyak kesamaan dan perbedaan, baik itu dalam hal kebiasaan,adat budaya dan sebagainya. Apalagi negara Indonesia yang kaya yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang mempunyai keanegaragaman budaya yang berkembang dan sangat dominan . Dimana kebudayaan-kebudayaan itu menjadikan negara Indonesia negara yang sangat kaya.
Bersamaan dengan berkembangan budaya yang ada didunia, bersama itu pula Ilmu pengetahuan mengalami pekembangan. Karena setiap perkembangan yang terjadi itu tidak lepas dari pemahaman manusia yang mengalami perkembangan dan perubahan menuju kebudayaan yang lebih baik lagi. Perkembangan Budaya yang sangat cepat ini akan mengundang orang-orang yang fanatik terhadap kebudayaan untuk  menghentikannya.

Dengan kata lain, tekhnologi merupakan jembatan ampuh  antara  kebudayaan, suku, dan bangsa. Akan tetapi perdamaian antar bangsa (umat manusia) bisa saja dibahayakan oleh bangsa yang berlomba-lomba untuk mengadu kekuatan hasil dari tekhnologi modern  yang dimiliki mereka, yang bisa mengundang perang dunia dahsyat dan meghancurkan peradaban yang telah dicapai.


B. RUMUSAN MASALAH
Dalam Penulisan makalah ini kamai akan mencoba mengkaji dan membahas tentang ilmu dan kebudayaan dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Definisi ilmu dan kebudayaan
2.      Hubungan Ilmu dan Kebudayaan
3.      Peranan Ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan.

C. TUJUAN
  Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan untuk :
1.      Mengetahui definisi dari ilmu dan pengetahuan
2.      Mengetahui hubungan Ilmu dan kebudayaan
3.      Mengetahui peranan ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan



BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI ILMU DAN KEBUDAYAAN
            Menurut  kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang suatu bidang  yang disusun secara sistematis  berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan . Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu itu merupakan salah satu hasil  pemikirian manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang apabila  melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang  lebih lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
            Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu adalah seperangakat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan datang.
            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Di dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yang memiliki arti  mengolah atau mengerjakan. Bisa juga diartikan  sebagai usaha mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
            Dibawah ini kami cantumkan beberapa pengertian budaya  menurut para ilmuan antara lain :
1. Edward B. Taylor
    Kebudayaan merupakan satu keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat  istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2. M. Jacobs dan B.J. Stern
    Kebudayaan itu mencakup kesatuan yang meliputi bentuk teknologi social,ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.

3. Koentjaraningrat
     Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ide /gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat yang dijadikan milik   diri manusia dengan belajar.
4.Dr. K. Kupper
     Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
    Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
    Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
    a. Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
    b. Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai                         anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
   
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat.
            Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kita tarik  kesimpulan bahwa kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat abstrak atau nyata. Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya adalah benda-benda yang merupakan hasil karya yang dibuat oleh  manusia sebagai makhluk yang berbudaya  yang berupa perilaku dan benda-benda yang sifatnya nyata, misalnya pola-pola perilaku atau tingkah laku, bahasa sehari-hari, peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi social, religi, seni, adat istiadat dan lain-lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B.  HUBUNGAN ILMU DENGAN KEBUDAYAAN
            Ilmu merupakan alat bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri dan merubah lingkungan, memiliki hubungan ang sangat erat dengan kebudayaan, ilmu dan kebuadayaan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Talcot Parsons (Suriasumantri, 1990:272)  dia menyatakan bahwa “Ilmu dan kebudayaan  itu saling mendukung satu sama lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dan kebudayaannya dapat berkembang dengan pesat,  kehidupan masyarakatnya tidak dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan”. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya kebudayaan. Dengan kata lain perkembangan ilmu dan kebudayaan itu memiliki dampak yang positif dan dampak yang negatif.
            Keterkaitan atau ketergantungan ilmu dan kebudayaan dapat dilihat dari berbagai  sisi, diantaranya sebagai berikut:

1.        Perubahan Sosial
       Perubahan sosial budaya dalam satu lingkungan masyarakat dapat terjadi bila sebuah kebudayaan itu  melakukan kontak dengan kebudayaan asing atau kebudayaan lain. Dimana Perubahan sosial budaya merupakansebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi sepanjang masa. Perubahan yang  terjadi itu sesuai dengan hakikat dan sifat dasar yang ada pada diri manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan dalam kehidupannya. Dan pemahaman tentang kebudayaan ituakan mengalami perubahan erdasarkan ilmu yang diperole atau imu yang mereka pahami
            Menurut D. O’Neil, dalam “Processes of Change mengatakan : “Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial”:
v    Tekanan kerja dalam masyarakat
v    Keepektifan komunikasi
v    Perubahan lingkungan alam
2.        Perubahan Lingkungan Masyarakat
            Perubahan Kebudayaan juga dapat dipegaruhi oleh timbulnya perubahan lingkungan yang ada dalam masyarakat, adanya penemuan-penemuan baru, dan adanya kontak dengan kebudayaan baru yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh berakhirnya kehidupan pada zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, sehingga  memancing orang- orang yang ahi untuk berinovasi dalam bidang kebudayaan.

3.        Penetrasi kebudayaan
            Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kedalam kebudayaan lainnya atau bercampurnya dua buah kebudayaan atau lebih. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:



a.       Penetrasi damai (penetration pasifique)
           Penetrasi kebudayaan dengan jalan damai (penetration pasifique). Misalnya masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan masyarakat pada zaman itu terhadap dua kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik tetapi dua kebudayaan yang berbeda itu  memperkaya khasanah kebudayaan masyarakat pada masanya. Pengaruh kebudayaan hindu dan islam pada masa itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan  yang sudah ada dalam masyarakat.
            Nilai-nilai agama yang terkandung didalamnya berfungsi sebagai salah satu sumber moral bagi segenap kegiatan yang ada,  hakikat semua upaya manusia dalam lingkup kebudayaan haruslah memiliki tujuan untuk meningkatkan martabat manusia. Sebab kalau tidak maka hal ini bukanlah proses kebudayaan melainkan dekadensi/ keruntuhan peradaban dalam hal ini maka agama memberikan arah  dan tujuan sebuah makna atau semacamnya yang memiliki arti yang dapat  membedakan seorang manusia dengan mahluk yang lainnya. Meskipun bidang ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat tetapi ternyata itu  tidak memberikan kebahagiaan yang hakiki dan ini dapat menyebabkan manusia berpaling kembali kepada nilai-nilai agama seperti juga seni dengan ilmu maka agama dengan ilmu itu akan saling melengkapi : kalau ilmu bersifat nisbi dan pragmatis maka agama adalah mutlak dan abadi. Albert Einstein mengatakan hakikat ini dengan kata-kata “Ilmu tanpa agama adalah buta, Agama tanpa Ilmu adalah lumpuh”.
b.       Penetrasi kekerasan (penetration violante)
            Masuknya sebuah kebudayaan  dengan cara memaksa dan merusak (penetration violante). Dapat kita contohkan masuknya kebudayaan Asing ke Indonesia pada zaman penjajahan yang disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat yang hidup pada masa itu.

C. PERANAN ILMU TERHADAP PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
            Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur dari  sebuah kebudayaan. Kebudayaan di sini merupakan satu system nilai, tata hidup dan sarana yang ada dalam kehidupan manusia.
            Ilmu dan kebudayaan merupakan  dua hal yang menempati posisi yang sangat penting, dimana satu sama lainnya saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu sisi perkembangan  ilmu dalam suatu lingkungan masyarakat itu sangat tergantung pada kondidi kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan di ssi  lain, perkembangan  ilmu itu juga akan berpengaruh terhadap jalannya kebudayaan. Menurut Talcot parsons  ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu sama lain. Dalam beberapa tipe  lapisan masyarakat ilmu itu dapat berkembang sangat pesat, demikian pula sebaliknya, lingkungan masyarakat tidak akan dapat berpungsi dengan baik jika tidak didukung oleh perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapannya.                            Untuk mengembangkan kebudayaan nasional ilmu memiliki peranan ganda, yakni :
1.      Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional.
2.      Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukkan watak suatu bangsa.
     Maka menurut fungsinya, ilmu bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni :  Pertama: ilmu sebagai satu pola berpikir, dan kedua : ilmu sebagai asas moral. Dalam hal ini kami akan sedikit menguraikan bagaimana ilmu bisa dikatakan sebagai suatu pola berpikir dan ilmu sebagai asas moral tersebut.
v Ilmu sebagai satu pola pikir
            Dikatakan Ilmu merupakan satu pola pikir dimana dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan maka ilmu dapat diandalkan.  Berpikir bukanlah satu-satunya cara untuk menghasilkan pengetahuan, demikian pula dengan ilmu, Ilmu bukan satu-satunya hasil dari kegiatan berpikir. Ilmu itu merupakan  hasil dari proses berpikir berdasarkan pada langkah-langkah tertentu atau sering juga kita sebut sebagai cara berpikir ilmiah.
           
Beberapa karakteristik   ilmu dikatakan  sebagai salah satu proses atau syarat berpikir ilmiah adalah :
1.Ilmu mempunyai  peranan sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan bisa dipahami oleh akal manusia  .
2. Alur pola pikir  yang logis  dan konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
3.Pengujian dapat dilakukan secara empiris sebagai salah satu kriteria kebenaran yang objektif.  Apabila sebuah pernyataan bisa dijabarkan secara logis, dan telah teruji secara empiris,  maka barulah ilmu dapat dianggap benar secara ilmiah yang nantinya akan memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah.
4.Mekanisme ilmu itu bersifat terbuka terhadap koreksi atau perubahan.
v.Ilmu sebagai asas moral
            Ilmu merupakan  hasil dari kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan  yang benar.  Dalam menetapkan suatu pernyataan apakah itu benar atau salah maka seorang ilmuwan akan menarik kesimpulannya berdasarkan kepada argumentasi yang terdapat dalam pernyataan itu dan bukan  berdasarkan  pengaruh yang berbentuk dari kekuasaan kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu.
            Kebenaran bagi seorang ilmuwan mempunyai fungsi atau kedudukan  yang universal bagi umat manusia dalam upaya meningkatkan martabat kemanusiaannya.
            Dalam perkembangannya  filsafat ilmu yang mencakup 3 asfek kajian yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi dan meletakkan kelima unsur manusia yakni cipta, rasa, karsa, nafsu, dan nurani, yang unifersal tersebut dalam lingkungan kajian epistemiologi maka dapatlah dibangun ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan serta cabang-cabangnya sepeti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, dan manajemen, antropologi, serta cabang-cabang keilmuan lainnya.
            Kita harus mengakui bahwa perkembangan ilmu dan kebudayaan itu sangatlah luas, oleh sebab itu, penulis akan mengulas sedikit tentang perkembangan ilmu di bumi bagian timur, yaitu :

1. Zaman Islam
            Sejak awal kehadirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar terhadap ilmu. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Allah SWT. Memberikan derajat yang tinggi terhadap orang yang berilmu, dan Nabi Muhammad SAW. ketika diutus oleh Allah sebagai rasul, Beliau hidup dalam masyarakat yang terbelakang. Kemudian Islam datang menawarkan cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab jahiliyyah  menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.
2.Taoisme
            Taoisme berasal dari kata tao yang berarti jalan. Pendiri aliran  taoisme adalah Lao Tzu. Tao diidentikkan dengan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dipandang sebagai yang satu. Dan yang satu ini adalah tao. Segala sesuatu diturunkan dari tao. Penganut liran Taoisme mayoritas adalah penduduk cina.  Pengaruh Taoisme  terhadap kebudayaan Cina memang tidak sebesar seperti konfusianisme, akan tetapi Taoisme mempunyai pandangan metafisik dan spekulatif terhadap kodrat realitas, alam semesta, dan manusia.
Selain itu salah satu pemahaman yang paling penting dari para Taois adalah kesadaran bahwa transformasi dan perubahan merupakan gambaran-gambaran esensial dari alam. Para taois melihat seluruh perubahan dalam alam sebagai manifestasi-manifestasi dari situasi tarik menarik yang dinamis dari kutb yin dan yang yang berlawanan, dan kemudian mereka menjadi yakin bahwa setiap pasangan dari kutub tersebut secara dinamis berhubungan satu sama lainnya.
            Tao sebagai satu prinsip mempunyai dua unsur yang berlawanan yakni yin dan yang. Yin dan Yang ini bisa diartikan sebagai dua sisi yang saling berlawanan antara terang dan gelap, negatif dan positif, aktif dan pasif, ada dan tidak ada. Dalam taoisme dualisme ini sangat  relatif.  Dualisme ini berada dalam kontradiksi yang mutlak tapi saling melengkapi dalam fungsinya untuk berbuat apa saja di dunia ini.



3.Konfusianisme
            Konfusianisme adalah aliran  filsafat yang menjelaskan  tentang satu organisasi sosial, tentang akal sehat, dan pemikiran yang bersifat praktis. Konfusianisme memberikan sebuah sistem pendidikan dan konvensi-konvensi yang tegas dari etika sosial kepada masyarakat  yang ada di Cina. Konfusianisme mempunyai tujuan utama untuk membentuk suatu dasar etika untuk sistem dikalangan keluarga tradisional Cina dengan struktur yang kompleks dan ritual-ritualnya terhadap pemujaan leluhur. Konfusianisme diterapkan dalam pendidikan anak-anak dimana mereka harus mempelajari aturan-aturan  yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka untuk bisa menyatu dengan masyarakat.
            Pemikiran aliran konfusianisme ini  dimulai dengan memeriksa dua fungsi utama manusia yaitu akal budi  atau fungsi menilai dan memerintah. Akal budi dapat dimengerti secara fungsional menitik beratkan pada aktivitas tertentu yang dilakukan manusia, contohnya menilai sesuatu dan mengarahkan tindakan.
4.Budhisme
            Aliran Budhisme mengajarkan tentang apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi penderitaan sesorang. Inti dari  ajaran ini adalah bahwa di dunia ini kita akan selalu menghadapi masalah, kesedihan, penderitaaan, dan kegelisahan. Maka, ajaran Budhalah yang akan menghapus semua penderitaan manusia didunia ini.
            Selain  contoh perkembangan dari ilmu dan kebudayaan seperti yang penulis uraikan di atas, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai yang  terkandung dalam ilmu itu sendiri.  Sedikitnya terdapat tujuh nilai  yang dapat kita ambil dari hakikat keilmuan yaitu: kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran, dan pengabdian universal. Lalu, dimanakah peranan ketujuh nilai tersebut diatas dapat  dilaksanakan dalam pengembangan kebudayaan nasional?
            Pengembangan kebudayaan nasional itu pada hakikatnya adalah perubahan dari kebudayaan –kebudayaan yang  bersifat konvensional ke arah situasi kebudayaan yang lebih mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional yang sesuai dengan tuntutan zaman yang pada akhirnya pengembangan kebudayaan itu akan bersifat fungsional.


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
            Dari penjelasan diatas maka dapat kita  tarik kesimpulan  Ilmu adalah bagian terpenting dalam membangun dan mengembangkan  kebudayaan  nasioanal di suatu negara. Ilmu dan kebudayaan memiliki hubungan ketergantuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan bagaikan mata koin yang terdiri dari dua sisi yang saling melengkapi. Kebudayaan yang ada dan berlaku di masyarakat harus dilandasi oleh ilmu, agar kebudayaan yang ada tersebut  dapat berkembang seperti yang seharusnya. Sebaliknya, ilmu itu tidak akan dapat berkembang tanpa diiringi oleh kebudayaan.
            Di Negara Indonesia ada beberapa kalangan tertentu yang memisahkan ilmu menjadi dua bagian, yakni : Ilmu alam dan Ilmu sosial. Tapi dalam kenyataannnya ilmu itu tidak boleh dipisahkan karena itu bisa menjadi hambatan psikologi dan intelektua demi perkembangan keilmuan di negara Indonesia. Perbedaan paham ini tidak boleh kita biarkan dan harus  dihindari, kita harus segera mencari solusi yang terbaik agar perbedaan itu tidak menjadi penghambat perkembangan budaya Nasional negara kita.
B.  SARAN
       Penyusun mengakui makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan keritik dan saran yang dapat membangun dari dosen pengampu dan rekan-rekan  supaya kami bisa lebih baik lagi, dan untuk menambah pengetahuan kami tentunya.






DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/heru_09/welcome/ilmu-dan-kebudayaan/mrdetail/12649Suriasumantri, Jujun S. 1981. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: SinarHarapan. @dhy collection


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSIOLOGI: NILAI KEGUNAAN ILMU

makalah filsafat dari masa ke masa

Embrio Tesis: Nurul Ulum